TM14 - Routing

 Fungsi Sistem Operasi

Sistem operasi mempunyai peran penting di dalam suatu sistem komputer. Berikut beberapa fungsi sistem operasi:

  1. Manajemen Sumber Daya Komputer

Sistem operasi dapat mengatur waktu sebuah aplikasi yang dijalankan, membagi penggunaan CPU saat apliaksi berjalan bersamaan, memberi akses pada disk, dan lain sebagainya.

  1. Berperan Sebagai Aplikasi Dasar Sebuah Perangkat

Sistem Operasi merupakan dasar dari pembentukan program yang ada pada sebuah perangkat. Bisa dikatakan ini merupakan bagian vital yang mengatur semua hal yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sebuah perangkt.

  1. Menghubungkan Hardware

Sistem operasi berperan dalam mengoordinasikan semua perangkat yang saling terhubung pada gadget dalam waktu yang bersamaan, seperti penyimpanan internal, mouse, speaker, dan CPU.

Dalam hal ini sistem operasi berperan sebagai jembatan yang menghubungkan perangkat keras dengan perangkat lunak. Kemudian pada gilirannya akan menjalankan operasi dasar komputer.

  1. Mengoptimalkan Fungsi Sebuah Perangakt

Sistem Operasi mampu mengoptimalkan kinerja dari sebuah perangkat keras maupun lunak, Sistem tersebut mengatur serta mengendalikan hubungan antara perangkat keras dan lunak agar bisa saling bekerjasama dengan baik,

  1. Mengatur Sistem Kerja Perangkat

Sistem Operasi mengatur serta mengontrol semua fungsi perangkat keras yang digunakan, mulai dari CPU, Hardisk, memrori dan lain sebagainya. Tentunya dengan adanya sistem operasi seluruh perangkat bisa saling bersinergi dan membentuk kesatuan untuk memaksimalkan fungsi sebuah perangkat.

Jenis Sistem Operasi Komputer

Ada beberapa jenis sistem operasi komputer yang cukup terkenal. Berikut ini beberapa jenis-jenis sistem operasi yang dijalankan di komputer:

  1. Sistem Operasi Stand Alone

Pada Sistem Operasi Stand Alone dapat digunakan oleh single user maupun multi user, sistem operasi ini juga memliki fitur-fitur yang cukup lengkap dan dapat berdiri sendiri. Contoh sistem operasi stand alone adalah Microsoft windows, linux, dan Mac OS

  1. Sistem Operasi Live CD

Live CD hanya membutuhkan perangkat CD/DVD room tanpa perlu menginstal secara permanen di komputer untuk menjalankannya. Sistem operasi ini sangat ringan karena ukurannya yang cukup kecil. Tetapi sistem operasi live CD tidak memiliki banyak fitur dibandingkan sistem operasi stand alone. Inilah contoh sistem operasi live CD yaitu Knoppix, Centos, Linux Mint, Win XP live CD dan lainnya.

  1. Sistem Operasi Embedded

Sistem ini langsung ditanam di komputer dan tidak bisa berdiri sendiri, memiliki fungsi khusus dan spesefikasi khusus. Contoh dari Sistem Operasi Embedded adalah eCOS, LynxOS, JavaOS dan Embedded Linux.

  1. Sistem Operasi Jaringan

Sistem operasi jenis ini dibuat khusus untuk menangani keperluan jaringan komputer. Beberapa layanan yang dapat ditangani oleh sistem operasi jarngan adalah HTTP Service, DNS Service, Sharing Printer, Proxy Server, dan masih banyak lagi. Beberapa contoh sistem operasi jaringan adalah Red Hat, Centos Server, Cloud Linux dan lain sebagainya.

 

Mengenal Apa Itu Cisco IOS (Internetwork Operating System)

Cisco IOS



                                                    Cisco IOS

Cisco IOS (Internetwork Operating System)adalah nama sistem operasi yang digunakan pada perangkat router dan switch buatan cisco. IOS merupakan sistem operasi multitasking yang menyediakan fungsi-fungsi router, switching, internetworking, dan telekomunikasi. Cisco IOS menyediakan command line interface (CLI) dan sekumpulan perintah standar.

 

    


Gambar: CLI Cisco IOS

 

Perangkat router original (awal) yang diproduksi Cisco masih belum memiliki CLI. Jadi program atau file konfigurasi harus disiapkan dulu di komputer dan kemudian ditransfer ke perangkat Cisco via TFTP (Trivial File Transfer Protocol) untuk itu anda bisa menggunakan aplikasi putty untuk melakukan konfigurasi pada cisco.

 

Kurt Lougheed, salah seorang pendiri Cisco system, melakukan riset untuk meningkatkan kemampuan perangkat cisco. Saat itu, fitur-fitur yang disediakan masih terbatas dan semua perintah harus diketikan terlebih  dulu sebelum diproses. Setelah menekan tombol CTRL Z barulah perintah-perintah yang sudah diketikan dapat diproses. Jika terjadi error maka semua perintah harus diketikan kembali dari awal. Cukup merepotkan!

 

Di awal tahun 1990, Greg Satz dan Terry ditugaskan untuk menyempurnakan CLI. Setelah lebih dari 18 bulan, mengalami pergantian tim dan penyempurnaan di sana-sini, maka keluarlah CLI terbaru yang diberi nomor versi 9.21. Inilah Cisco CLI yang menjadi cikal-bakal kemunculan Cisco IOS.

 

Sebagian besar pengguna komputer, khususnya pengguna sistem operasi grafis (Windows, Macintosh, dan sejenisnya)mungkin akan mengalami kesulitan pertama kali menggunakan CLI. Cisco CLI terkesan primitif dan agak berbelit-belit. Hal ini akan sangat dirasakan oleh mereka yang biasa "dimanjakan" fasilitas grafis atau GUI(Graphical User Interface).

 

Pengguna Linux/Unix mungkin akan lebih mudah beradaptasi karena ada kemiripan konsep antara Cisco IOS CLI dengan perintah-perintah Linux.Unix OS. Malah banyak pengguna Linux/Unix yang menganggap Cisco CLI lebih sederhana dan lebih mudah digunakan dibandingkan UNIX CLI.    

Kita tidak akan terlalu mempersoalkan latar belakang pengguna. Karena pada sasarnya semua pengguna komputer akan bisa mempelajari Cisco CLI.

                                                                         ROUTER

Router adalah perangkat yang memungkinkan beberapa perangkat bisa terhubung ke internet. Selain itu, Fungsi router yang lainnya adalah mengelola lalu lintas antar jaringan dengan meneruskan paket data ke alamat IP yang dituju.



Saat ini, router merupakan perangkat yang penting di kantor, kafe, atau rumah. Dengan router, Anda bisa membuat jaringan WiFi sendiri. Perangkat yang membutuhkan koneksi internet, seperti: laptop, smartphone, dan tablet bisa menjalankan fungsinya secara optimal.

Fungsi Router

1. Menghubungkan Perangkat ke Internet

Fungsi Router paling utama adalah untuk menghubungkan perangkat ke jaringan internet. Khusus untuk router WiFi, router ini bisa mengirimkan paket data atau internet dari modem ke perangkat melalui IP Adress. Dengan begitu, perangkat yang terhubung bisa mengakses internet.

Router bisa mendistribusikan data internet ke masing-masing perangkat atau gadget. Saat ini ada banyak jenis perangkat yang bisa Anda hubungkan ke router, misalnya: laptop, PC, smartphone, tablet, hingga smart tv.

2. Menyebarkan Sinyal WiFi

Router bertugas untuk mengubah sinyal dari modem menjadi sinyal radio WiFi. Inilah fungsi dari router, yaitu untuk menyalurkan akses internet ke seluruh area ruangan. Dengan begitu, setiap perangkat yang membutuhkan WiFi bisa mengakses internet melalui sinyal nirkabel WiFi.

Untuk bangunan yang luas atau memiliki dua lantai, biasanya ada dua router yang dipasang. Tujuannya agar penyebaran sinyal WiFi lebih merata. Jika tidak begitu, akan banyak ditemukan sudut-sudut ruangan yang tidak terjangkau sinyal WiFi (Blank Spot).

3. Menghubungkan Beberapa Perangkat

Router dapat mentransmisikan data dari satu jaringan ke jaringan lain. Cara kerjanya seperti bridge sehingga setiap perangkat yang terhubung bisa saling berkomunikasi. Router dapat menghubungkan perangkat dengan dua jaringan yang berbeda.

Contohnya, router wireless bisa mengkoneksikan laptop dengan sinyal radio atau kabel UTP (Unshielded Twisted Pair). Dengan begini, Anda bisa hubungkan router ke banyak jenis perangkat.

4. Menghubungkan Jaringan ke DSL

Fungsi Router yang terakhir adalah sebagai penghubung antara jaringan dengan DSL (Digital Subscriber Line) atau DSL Router. DSL Router berfungsi sebagai firewall untuk melindungi data dan mencegah ancaman siber yang ditimbulkan dari jaringan internet.

Fungsi ini membuat router bisa memblokir lalu lintas data yang mencurigakan. Intinya, Anda bisa memblock IP Address dengan router. Selain itu, DSL juga bisa mencegah broad cast storm yang menyebabkan kinerja jaringan melambat.

Cara Kerja Router

Cara kerja router sebenarnya sangat sederhana. Router bisa diibaratkan sebagai pengontrol lalu lintas udara (ATC – Air Traffic Controller) dan paket data atau internet sebagai pesawatnya. Setiap pesawat pasti memiliki tujuannya masing-masing. Setiap pesawat perlu panduan agar bisa mencapai tujuannya seefisien mungkin.



Di sinilah router bekerja. Dengan cara yang sama seperti pengontrol lalu lintas udara, router memastikan agar setiap pesawat mampu mencapai tujuan tanpa tersesat dan mengalami gangguan di perjalanan. Router membantu mengarahkan paket data agar sampai ke alamat IP yang dituju secara efektif.

Untuk mengarahkan paket data secara efektif, router menggunakan tabel rute internal (internal routing table) yaitu daftar jalur ke berbagai tujuan jaringan. Router membaca header dari paket daya dan menentukan kemana ia pergi.

Router kemudian menggunakan tabel routing untuk mencari tahu jalur yang paling efisien atau cepat ke tujuan itu. Setelah itu, router meneruskan paket jaringan berikutnya di jalur tersebut.

Perbedaan Router dan Modem

Banyak penyedia layanan internet (ISP) menggabungkan router dan modem dalam satu perangkat. Meski begitu, keduanya punya fungsi berbeda. Router bertugas mengelola aliran data di dalam jaringan. Sementara itu, modem menghubungkan jaringan ke internet.

Modem menghubungkan Anda ke internet dengan cara mengubah sinyal dari ISP menjadi sinyal digital. Modem hanya dapat dihubungkan ke satu perangkat. Namun router bisa mendistribusikan sinyal dari modem agar bisa terhubung ke banyak perangkat.

Misalnya Pak Budi memiliki router tapi tidak punya modem. Maka ia dapat membuat jaringan LAN dan mengirim data antar perangkat di dalam jaringan tersebut. Akan tetapi, ia tidak bisa terhubung ke internet.

Sementara itu, Ibu Siti punya modem tapi tidak punya router. Jadi ia hanya bisa menghubungkan satu perangkat ke internet, tapi tidak bisa mendistribusikan koneksi internet tersebut ke banyak perangkat.

Sedangkan, Sarah punya modem dan router. Dengan menggunakan keduanya, ia bisa membuat jaringan LAN atau WiFi yang memungkinkan setiap perangkat bisa saling terhubung. Setiap perangkat juga bisa terhubung ke internet secara bersamaan.

Jenis Router

Secara umum ada dua jenis router, yaitu:

1. Router Nirkabel



Router ini menggunakan kabel ethernet untuk terhubung ke modem. Perangkat ini bisa mendistribusikan data dengan mengubah paket data dari kode biner menjadi sinyal radio. Kemudian sinyal disiarkan ke sekitarnya menggunakan antena.

Router nirkabel dapat membuat jaringan WLAN (Wireless Local Area Network). Sinyal WLAN ini kemudian dapat digunakan banyak perangkat untuk saling berkomunikasi secara nirkabel.

2. Router Kabel



Router berkabel menggunakan kabel ethernet untuk terhubung ke modem, sama seperti router nirkabel. Bedanya router ini menggunakan kabel untuk terhubung ke satu atau lebih perangkat dalam jaringan. Router ini bisa membuat jaringan LAN dan menghubungkan semua perangkat ke internet.

Routing protocol adalah protokol yang terdapat pada routing dinamik (dynamic routing). Routing protocol bertugas untuk menentukan jalur terbaik yang akan dilewati oleh data serta memperbarui informasi tabel routing apabila terjadi perubahan jaringan.

Terdapat macam-macam routing protocol yang dapat kita gunakan untuk melakukan routing dinamik. Setiap protokol memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Beberapa routing protocol juga menggunakan sebuah algoritma yang bertugas untuk melakukan kalkulasi untuk mendapatkan jalur terbaik (best path). 

Sebelum membahas ke masing-masing routing protocol, akan saya bahas klasifikasi dari routing protocol terlebih dahulu. Silahkan lihat gambar di bawah ini (apabila kurang jelas bisa diklik) :

 


 


Jadi dynamic routing protocol itu terbagi menjadi 2, yakni Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP).

Interior Gateway Protocol

IGP adalah routing protocol yang digunakan pada jaringan yang terletak dalam satu AS (Autonomous System) yang sama. Autonomous System sendiri adalah sekumpulan jaringan yang dikelola dan dikendalikan oleh otoritas administratif tunggal yang menggunakan kebijakan routing internal yang sama.

Contoh dari autonomous system dapat kita lihat pada jaringan kampus, jaringan kantor yang memiliki banyak cabang, dan jaringan ISP. Sementara contoh dari IGP antara lain : RIP, EIGRP, OSPF, IS-IS.

Exterior Gateway Protocol

Jika IGP digunakan untuk menghubungkan router-router yang terletak dalam satu AS yang sama, maka EGP merupakan kebalikannya, yakni routing protocol yang digunakan untuk menghubungkan jaringan (routing) antar aoutonomous system. Routing protocol ini digunakan untuk routing ke luar AS oleh karena itu disebut exterior gateway protocol.

Contoh dari EGP adalah BGP (Border Gateway Protocol).

Di dalam Interior Gateway Protocol masih terbagi lagi menjadi 2 jenis, yakni distance vector dan link stateDistance vector merupakan jenis routing protocol yang melakukan pemilihan jalur routing berdasarkan jarak dari router ke tujuan (hop count).

Contoh distance vector adalah : RIP dan EIGRP. Sementara Link state adalah jenis routing protocol yang melakukan pemilihan jalur berdasarkan kondisi link. Contoh link state protocol adalah : OSPF dan IS-IS

Setelah membahas klasifikasi routing protocol, berikut akan saya jelaskan masing-masing routing protocol yang telah dibahas di atas :

1. RIP (Routing Information Protocol)

RIP merupakan routing protocol jenis distance vector. Pemilihan jalur routing berdasarkan jarak terdekat dari router ke tujuan. Jarak dari router ke tujuan ini disebut dengan hop count sedangkan jarak antar router disebut hop. RIP terdiri dari versi 1 dan 2.

RIPv2 merupakan penyempurnaan dari RIP versi pertama. Jika pada RIP versi satu tidak mendukung VLSM, maka pada RIPv2 ini sudah mendukung hal tersebut. Akan tetapi, RIPv2 hanya bisa menerima routing update dari sesama RIPv2, sedangkan RIP versi satu dapat menerima routing update dari RIPv1 maupun RIPv2.

 

Baik RIP versi satu mapun RIPv2 merupakan open standart protocol yang berarti dapat digunakan pada perangkat yang berbeda vendor. RIP cenderung digunakan pada jaringan yang berskala kecil hingga sedang karena RIP memiliki keterbatasan hop maksimal 15.

Jadi apabila jarak antar router ke tujuan melebihi 15 hop maka paket akan dibuang sehingga tidak sampai ke tujuan. Oleh karena itu RIP akan sulit jika digunakan pada jaringan berskala besar.


Kelebihan :

  • Mendukung VLSM dan CIDR (RIPv2)
  • Mudah dalam konfigurasi
  • Tidak kompleks
  • Mampu menonaktifkan auto-summary route (RIPv2)
  • Mendukung mekanisme autentikasi


Kekurangan :

  • Tidak mendukung VLSM dan CIDR (RIPv1)
  • Memiliki batas maksimal 15 hop
  • Tidak bisa menerima update informasi dari RIP versi satu (RIPv2)
  • Proses convergence yang lambat
  • Melakukan update informasi terus menerus sehingga dapat membuat trafik menjadi padat

convergence adalah proses pada router untuk terkoneksi dengan router lain untuk saling bertukar informasi seperti routing update. Proses ini terjadi pertama kali saat router dihubungkan dengan router lain melalui konfigurasi routing dan akan terjadi lagi apabila terjadi perubahan kondisi jaringan, seperti link down atau penambahan link baru.

2. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP merupakan Cisco Proprietary, yakni routing protocol yang hanya terdapat pada router Cisco. Meskipun termasuk dalam distance vector routing protocol, namun EIGRP tidak menggunakan hop count untuk melakukan pemilihan jalur routing.

EIGRP menggunakan beberapa parameter yang kemudian dikalkulasi sehingga menghasilkan hasil yang akan digunakan untuk menentukan jalur routing. Adapun parameter- parameter yang digunakan oleh EIGRP antara lain : bandwidth, load, delay, reliability. 


EIGRP menggunakan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mengkalkulasi jalur routing yang akan digunakan.

Selain itu, EIGRP juga melakukan kalkulasi untuk menentukan jalur cadangan (backup), jadi apabila jalur utama yang digunakan tiba-tiba down, EIGRP akan otomatis menggunakan jalur backup tadi. Jalur backup pada EIGRP ini disebut Feasible Successor

Untuk keperluan routing, EIGRP mengelola tiga buah tabel, yaitu : tabel routing (routing), tabel neighbor (neighbor table), dan tabel topologi (topology table).

Routing table
 berisi kumpulan entry routing yang digunakan oleh router.
Neighbor table berisi informasi router-router yang terkoneksi secara langsung (directly connected)
Topology table berisi keseluruhan jalur routing yang terdapat dalam topologi jaringan. EIGRP ini cocok digunakan untuk jaringan berskala kecil hingga menengah. 

Kelebihan :

  • Mendukung VLSM dan CIDR
  • Memiliki hop count maksimal 224
  • Proses convergence yang cepat
  • Memiliki jangkuan network yang lebih luas dari RIP
  • Mampu menonaktifkan auto-summary route


Kekurangan :

  • Merupakan Cisco Proprietary sehingga hanya dapat digunakan pada Router Cisco
  • Melakukan update informasi terus menerus
  • Menggunakan lebih banyak resource router

3. OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF merupakan link state routing protocol dimana pemilihan jalur routingnya menggunakan kondisi link. OSPF akan memberikan harga (cost) untuk setiap link yang ada. Cost yang memiliki nilai paling kecil akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jalur routing.

OSPF menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur serta menghasilkan peta topologi jaringan sehingga OSPF akan mengetahui seluruh jalur yang ada pada jaringan tersebut.

 

Pada OSPF terdapat konsep area yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran paket LSA (Link State Advertisment) yang nantinya akan digunakan untuk bertukar informasi routing update. Terdapat sebuah area yang harus ada dalam setiap konfigurasi OSPF, yakni area 0 atau disebut area backbone.

Selain area backbone, kita dapat membuat area kita sendiri, misal area 1, area 15, area 30, namun area-area tersebut harus terhubung ke area backbone.

Untuk menghubungkan area-area yang kita buat sendiri dengan area backbone perlu terdapat sebuah router yang berperan sebagai ABR (Area Border Router). Router ini menjadi penghubung antara area backbone dengan area lain.

Selain ABR, terdepat beberapa fungsi dan peran yang dimiliki router pada jaringan OSPF :

  • Internal Router, adalah router yang keseluruhan interface/linknya terletak dalam satu area.
  • Backbone Router, adalah router yang salah satu link atau seluruhnya terletak di area backbone
  • Autonomous System Boundary Router, adalah router yang salah satu interface/linknya mengarah ke jaringan yang menggunakan routing protocol selain OSPF.

Kelebihan 

  • Digunakan pada jaringan berskala besar.
  • Mendukung VLSM dan CIDR
  • Tidak memiliki batasan pada hop count (unlimited hop count)
  • Merupakan open standart protocol sehingga bisa digunakan pada vendor yang berbeda
  • Proses convergence yang cepat
  • Mendukung mekanisme autentikasi
  • Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan


Kekurangan :

  • Mengkonsumsi banyak resource
  • Membutuhkan perencanaan dalam mendesain dan mengimplementasikannya dalam jaringan

4. IS-IS (Intermediate System - Intermediate System)

IS-IS merupakan link state routing protocol yang termasuk dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol). IS-IS menggunakan algoritma Dijkstra seperti OSPF untuk menentukan jalur routing. Pada IS-IS juga terdapat konsep area seperti OSPF, namun area pada IS-IS berbeda dengan area pada OSPF.

Jika pada OSPF, antar area dipisahkan oleh interface yang berbeda area, maka pada IS-IS, antar area dipisahkan oleh link yang menghubungkan router pada area satu dengan router pada area lain. Dengan kata lain, satu router hanya akan memiliki satu area, namun satu area bisa terdapat beberapa router.


Ilustrasi area pada OSPF dan IS-IS 


Selain konsep area, terdapat pula istilah level pada IS-IS, dimana terdapat level 1, level 2, dan level 12 (level satu dan dua).

Level 1
 merupakan intra-area router yang hanya mengetahui jalur routing dalam satu area.
Level 2 merupakan backbone router, mengetahui seluruh jalur routing baik intra-area maupun inter area.
Level 12, yakni router yang menerapkan kebijakan baik level 1 maupun level 2. Router dengan level 1-2 akan memiliki dua database, satu untuk level 1, satu lagi untuk yang level 2.

 

Kelebihan :

  • Memiliki kemanan yang lebih terhadap informasi routing update
  • Mendukung VLSM dan CIDR
  • Proses convergence yang cepat
  • Scalable
  • Hanya melakukan update ketika terjadi perubahan jaringan

Kekurangan :

  • Konfigurasi lebih rumit

5. BGP (Border Gateway Protocol) 

BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang berfungsi sebagai exterior gateway protocol. BGP menghubungkan router-router yang berbeda AS. BGP terletak di bagian terluar dari suatu AS.

BGP termasuk dalam kategori advanced distance vector, namun kenyataannya dalam pemilihan jalur, BGP tidak hanya menggunakan acuan jarak, namun juga menggunakan parameter dan atribut lain yang lebih kompleks.

Bahkan ada yang menyebut BGP sebagai path vector routing protocol karena BGP tidak hanya menentukan jalur terbaik (best path) tapi juga membentuk mekanisme routing yang bebas dari routing loop.

BGP sering digunakan untuk koneksi antar ISP. Dalam penerapannya nanti, akan ada kebijakan-kebijakan antara pihak yang menggunakan BGP, sehingga akan mempengaruhi konfigurasi dari BGP itu sendiri.

Kelebihan :

  • Lebih powerfull dari routing protocol yang lain karena BGP berfungsi sebagai Exterior Gateway Protocol
  • Mendukung VLSM dan CIDR

Kekurangan :

  • Konfigurasi yang lebih kompleks

Comments